Kamis, 12 Januari 2012

CIA Sembunyikan Fakta Sebenarnya Peristiwa 11 September


Satu dekade berlalu dari peristiwa 11 September. Namun selama itu pula Dinas Intelijen Amerika (CIA) berusaha keras menutupi fakta sebenarnya yang terjadi terkait peristiwa 2001 lalu. Kasus terbaru dari upaya CIA menutupi fakta di balik peristiwa ini adalah sensor yang dilakukan terhadap sebagian buku memoar Ali Soufan, seorang polisi Federal AS (FBI).
Ali Soufan menulis buku memoarnya dengan judul “The Black Banners: The Inside Story of 9/11 and the War Against Al-Qaeda” atau Spanduk Hitam: Cerita di Balik 11 September dan Perang Melawan Al-Qaeda. Dalam bukunya, Ali Soufan mengetengahkan fakta-fakta akurat mengenai ketidakpedulian CIA akan ancaman keamanan dari para pelaku peristiwa itu. Sebagai contoh, sebelum terjadinya serangan ke gedung kembar WTC, CIA sebenarnya telah memiliki data dua orang penyandera pesawat yang tinggal di San Diego, tapi informasi ini tidak diserahkan kepada FBI. Kelalaian ini berakibat peristiwa yang sebenarnya dapat dicegah harus terjadi. Penulis buku ini juga mengritik penyiksaan para tahanan penjara Guantanamo yang dilakukan oleh para penyidik CIA.

sumber
Tapi patut diketahui bahwa ini bukan pertamakalinya CIA meremehkan bahkan tidak mampu mengambil langkah preventif atas peristiwa 11 September. Laporan resmi pemerintah Amerika tentang peristiwa 11 September menunjukkan peran kuat Al Qaeda. Tapi mereka tidak pernah mampu menjelaskan bagaimana 19 warga asing dari Timur Tengah mampu menyandera 4 pesawat dan lolos dari pengawasan CIA. Kenyataan ini masih menyisakan keraguan mendalam terkait siapa sebenarnya pelaku peristiwa ini.
Ada analisa yang menyebutkan para pejabat Amerika waktu itu bekerjasama dengan kelompok teroris Al Qaeda guna menciptakan peristiwa 11 September. Tewasnya 3000 orang dalam peristiwa itu dimanfaatkan oleh Amerika untuk menyerang Afghanistan dan Irak dan menduduki kedua negara ini.
Namun ada analisa lain yang menyebut kecerobohan dan persaingan di tubuh lembaga-lembaga intelijen di AS menjadi celah yang dimanfaatkan oleh para perancang peristiwa 11 September. Bila informasi yang dimiliki CIA diserahkan kepada FBI, sangat mungkin sekali sebelum aksi penyanderaan pesawat terjadi, para pelakunya telah ditangkap. Pertanyaannya, mengapa CIA tidak menyerahkan data dua tersangka utama kepada FBI, sampai saat ini masih belum ada kejelasannya.
Sebagian meyakini persaingan lama CIA dan FBI menyebabkan informasi vital yang harus berputar di tubuh lembaga-lembaga intelijen AS tidak berjalan normal. Sebagian lainnya menyebut ada unsur kesengajaan dalam peristiwa itu. Mereka percaya pemerintah AS waktu itu sengaja mengeluarkan perintah penghentian pengejaran terhadap para anasir Al Qaeda di dalam Amerika.
Terlepas dari analisa yang ada, harus diakui ada upaya pemerintah AS waktu itu dan sekarang untuk menutupi fakta sebenarnya yang terjadi terkait peristiwa 11 September. Oleh karenanya, lebih dari 30 halaman laporan Komite Independen Pencari Fakta 11 September diumumkan sebagai dokumen rahasia. Publikasi buku memoar anggota FBI juga harus rela disensor oleh CIA. Tampaknya peristiwa teroris terbesar dalam sejarah akan tetap tersimpan rapi dalam dokumen rahasia CIA hingga beberapa dekade ke depan.

| Free Bussines? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar